Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Januari, 2009

London-Infopalestina : Organisasi HAM internasional menegaskan, pasukan Israel menggunakan bom phosphor putih yang terlarang secara internasional, saat menggempur Gaza. Organisasi HAM ini mengingatkan, tindakan tersebut sangat berbahaya bagi rakyat sipil di Gaza.

Organisasi Human Right Watch untuk HAM dalam keteranganya Sabtu (10/1) mengungkapkan, para peniliti memantau adanya ledakan besar di udara pada 19 Januari lalu akibat temabakan rudal marian Israel di Kamp Jabalia.

Ia mengatakan, pasukan Israel sudah mulai menggunakan phosphor putih ini untuk menyembunyikan operasi militernya. Awalnya ia menggunakan bahan peledak yang diperbolehkan secara undang-undang internasional, namun phosphor putih mengakibatkan benda-benda yang berada di sekelilingnya terbakar hebat. Apalagi terkena manusia, bangunan, ladang ataupun benda lainya. Diperkirakan akibat yang ditimbulkan bom phosphor putih ini lebih besar bagi warga sipil, terutama karena padatnya permukiman di Jalur Gaza. Organisasi ini meminta Israel segera menghentikan penggunaan bom tersebut. Penggunaaan bahan ini harus segera dihentikan terutama di wilayah padat penduduk seperti Gaza.

Sementara itu menurut, pengamat militer di Human Right Watch, Mark Jarlisko mengatakan, Phospor putih bisa membakar rumah dan menimbulkan kebakaran hebat. Apalagi ketika mengenai kulit manusia.

Sebelumnya serdadu Israel menegaskan, pihaknya menggunakan roket yang mengandung phosphor dalam perang dengan Libanon tahun 2006. Bahan ini akan cepat berkobar ke udara ketika suhu kurang lebih 30 derajat dan sangat sulit dipadamkan. Sejak lama, sejumlah organisasi dunia sudah melarang penggunaan bahan ini, karena akan mengakibatkan penderitaan terhadap korban.

Israel kembali menggunakan bahan phosphor ini sejak serangan Sabtu (10/1) di wilayah Khaz’ah Khanyunis. Sumber infopalestina melaporkan, Hanan Fathi Najar (41 tahun) meninggal akibat luka-luka yang dideritanya dari bekas pecahan mortir Israel yang menghantam rumahnya. Empat anggota keluarganya juga terluka parah dan dalam kondisi sangat mengkhawatirkan akibat tembakan phosphor ini.

Read Full Post »

Rafah – Infopalestina: Sekjen Tim Medis Arab, Dr. Abdul Mun’im Abul Fatah mengecam berlanjutnya penutupan yang dilakukan terhadap perlintasan Rafah oleh pemerintah Mesir untuk tim medis Arab yang hendak memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan.

Dr. Abul Fatuh menegaskan bahwa sekitar 50 dokter Arab termasuk dari Mesir melakukan aksi unjuk rasa untuk memancing perhatian dari pemerintah Mesir akan pentingnya membuka perlintasan Rafah. Sementara pejabat Mesir beralasan bahwa pelarangan dokter itu karena tidak ada jalan aman untuk sampai ke Jalur Gaza. Sementara pihak tim medis menegaskan bahwa mereka siap dengan apapun yang terjadi.

Sementara itu, Dr. Yusuf Al-Qardlawi, ketua Asosiasi Ulama Muslim menegaskan bahwa pemerintah Mesir menolak menyambut dengan ketua delegasi Asosiasi untuk bertemu dengan Presiden Muhammad Husni Mubarak karena dinilai kondisi tidak sesuai dalam bertemu dengan kunjungan seperti ini.

Dr. Qardlawi mengatakan dalam konferensi persnya kemarin Rabu sore kemarin (7/1) bahwa delegasi meminta kepada para pemimpin negara-negara yang dikunjunginya Qatar, Jordania, Saudi, Suriah dan Turki untuk memediasi mereka dengan pemerintah Mesir dan menekan agar membuka perlintasan Rafah dan memberikan jalannya bantuan kemanusiaan ke warga Jalur Gaza yang sejak lama diblokade sejak dua tahun dari diserangan Israel secara membabi buta selama 13 hari.

Delegasi asosiasi mengatakan kepada pejabat Mesir yang menyambut mereka bahwa pilihan perlawanan di Palestina harus berlanjut dan harus didukung dengan cukup dan upaya Israel melakukan pembantaian terhadap Palestina dan hak-haknya oleh Israel.

Di sisi lain, seperti dilansir oleh Aljazeera Lembaga Dokter Perdamaian Yunani menegaskan bahwa mereka menghadapi kesulitan masuk ke perlintasan Rafah dan memasukkan bantuan medis dan kemanusiaan.

Read Full Post »

Sungguh ini adalah bukti kebiadaban bangsa yahudi…
Siapapun anda pasti tidak akan sanggup melihat ini…

Bagaimana ini?

Bagaimana dengan pemimpin-pemimpin dunia? Apakah mereka pernah melihat foto ini??.

1

14

16

23

Sementara bangsa Palestina di zalimi, rakyat civil israel menonton kebrutalan tentara mereka. menonton pembataian tanpa rasa bersalah atau takut… malah sebaliknya ada yg tertawa… inilah bukti ke biadaban bangsa Yahudi.

Benar juga apa yang dikatakan Presiden Iran Ahmadinejad, “Israel harus dihapuskan dari peta dunia” (Ahmadinejad, 2005).

nonton

FOTO LEBIH LENGKAP KLIK DISINI


Read Full Post »

Alquds – Infopalestina: Harian al Dustur edisi 22 November 2008 menyebutkan, seorang insinyur Israel di kota al Quds, Ory Shatrit, mengungkap tentang adanya rencana strategi yang disiapkan Israel untuk melakukan yahudisasi kota al Quds dari Agustus tahun 2004 hingga tahun 2020.

Tujuan dari rencana ini jelas, ungkap Shatrit. Yaitu yahudisasi al Quds (Jerusalem). Dia menegaskan bahwa al Quds adalah ibukota Israel dan harus tetap berada di bawah control politik Israel.

Saat memaparkan rencana Israel tahun 2020 ini Shatrit mengatakan, “Tujuan inilah yang ingin dicapai oleh Negara (Israel). Rencana yang diperoleh dari pemerintah kota al Quds dan sudah disetujui oleh Negara ini sudah diajukan. Diharapkan komposisi penduduk al Quds (Jerusalem) pada tahun 2020 30% Arab dan 70% Yahudi.”

Dia mengakui bahwa berdasarkan kondisi yang ada saat ini di kota al Quds, maka untuk mencapai tujuan ini dalam tahun-tahun dekat ini sulit untuk dicapai.

Dia mengatakan, “Peristiwa-peristiwa yang dilalui al Quds sejak tahun 1967 membuktikan sulitnya mencapai tujuan ini. Masalah ini nampak jelas pada tahun-tahun 1990-an, di mana hubungan prosentase antara Arab dan Yahudi sangat jauh dari yang diharapkan, yakni 30% dan 70%.”

Yahudikan al Quds, Hancurkan al Aqsha dan Dirikan Kuil

Sejak proklamasi berdirinya entitas negara zionis Yahudi pada tahun 1948 dan pengakuan terhadap entitas ini serta terhadap elemen pendukungnya, Israel merencanakan pengokohan perangkat-perangkat penopang bagi entitas ini dan menjadikan al Quds sebagai ibukotanya. Bersamaan dengan munculnya negara Israel, muncul konspirasi-konspirasi dan serangan-serangan permusuhan terhadap masjid al Aqsha. Tujuannya, melenyapkan peta sejaran Palestina untuk kemudian membangun diatasnya kuil Sulaiman. Orang-orang Yahudi mulai mengangkat semboyan, “Tidak ada artinya bagi negara Israel tanpa kuil dan tidak ada artinya kuil jika masjid al Aqsha masih ada.”

Berdasarkan sumber-sumber Palestina dan Israel, bahwa di sana ada 25 organisasi teroris zionis yang kesemuanya bekerja sepanjang waktu untuk menyahudikan al Quds dan mengusir warganya dari sana. Kemudian menghancurkan masjid al Aqsha dengan tujuan untuk mendirikan kuil di atasnya. Selanjutnya dimaklumatkan bahwa kota al Quds (Jerusalem) adalah ibukota negara “Israel”. Di samping itu bahwa negera “Israel” dengan insttusi-institusinya baik departemen maupun non departemen mendukung kelompok-kelompok teroris ini dan bergandengan tangan dengan anggota-anggota mereka yang radikal. Kemudian memberikan justifikasi setiap kejahatan yang mereka lakukan dalam orientasi ini. Berbagai upaya keji ini memiliki, paling tidak, tiga orientasi:

Pertama: Serangan terhadap al Aqsha

Aksi-aksi permusuhan ini terwujud dalam bentuk penggalian terowongan di bawah masjid al Aqsha yang telah dimulai sejak perang tahun 1967 (antara Arab dan Israel). Kala itu zionis Israel menguasai wilayah al Quds Timur (Jerusalem) dan menguasai seluruh wilayah Baitul Maqdis. Penggalian terowongan ini telah dimulai kala itu dengan dalih sebagai aktifitas biasa yang alasannya adalah untuk mendapatkan manfaat ilmiyah dan kajian sejarah. Penggalian ini telah melewati 10 tahap yang meliputi seluruh bagian masjid al Aqsha. Sampai-sampai fondasi masjid al Aqsha hari ini kosong dan masjid berdiri di atas tiang-tiang semu yang akan sangat mudah runtuh begitu terkena goncangan dari gempa bumi, baik itu gempa biasa (alami) maupun buatan sebagaimana gempa yang pernah diuji cobakan zionis Israel di Nagev sebagai persiapan langkah yang sudah pasti.

Masjid al Aqsha juga mengalami berbagai aksi serangan pembakaran dan serangan-serangan permusuhan lainnya. Dan saat ini, dinas-dinas intelijen serta keamanan dalam negerai “Israel” mengungkapkan kekhawatirannya atas kemungkinan peledakan masjid al Aqsha oleh tangan-tangan kaum radikal Yahudi. Meskipun di sana ada kemungkinan terjadi krisis internal Israel atau sanksi ekternal yang mendorong pemerintah penjajah Israel mengungkap kemungkinan-kemungkinan serangan ini, namun niat zionis yang keji untuk menghancurkan al Aqsha dan pembangunan Kuil tetaplah masih kokoh.

Kedua: Yahudisasi al Quds

Program yahudisasi al Quds telah mengambil berbagai arah orientasi dan trek, yang utamanya adalah merubah rambu-rambu dan margin-marginnya; menyahudikan sarana dan prasarana umum yang ada di al Quds; pemusatan institusi-institusi zionis Yahudi di al Quds seraya menghapus identitas dan budaya nasional lama al Quds; yahudisasi pendidikan, ekonomi dan peradilan; penggusuran rumah-rumah warga Palestina secara berkesinmbungan serta yahudisasi bangunan dan perumahan; melakukan rencana-rencana permukiman untuk para pendatang Yahudi baru secara berkesinambungan. Pemerintah Israel juga membuat sejumlah undang-undang di mana pokoknya adalah penggabungan al Quds (dalam wilayah Israel), undang-undang kepemilikan tanah yang ditinggalkan pemiliknya, undang-undang ganti rugi dan penuntutan kembali harta kekayaan orang Yahudi, undang-undang alih kepemilikan dan undang-undang kembali ke tanah Israel. Zionis Israel juga melakukan perluasan al Quds dan membangun ‘sabuk’ permukiman Yahudi yang mengelilingi al Quds. Zionis Israel juga merekayasa pengusiran warga Palestina penduduk al Quds dengan dalih kondisi demografi. Memberlakukan kebijakan penutupan dan pengepungan serta berbagai jenis pungutan pajak. Terakhir zionis Israel membangun tembok pemisah rasial dengan pintu-pintu dan memberlakukan sistem keluar masuk al Quds lewat pintu-pintu ini. Semua itu tujuannya tidak lain adalah untuk memaksa warga Palestina di al Quds hengkang dan pergi secara perlahan untuk kemudian digantikan oleh orang-orang zionis Yahudi.

Ketiga: Pembangunan Kuil

Zionis Yahudi berpendapat bahwa tidak ada artinya bagi negara “Israel” tanpa pembangunan kuil. Mereka sekarang ini tengah bersiap-siap untuk membangun ini dan mengumpulkan dengeng-dongeng mereka yang mengatakan bahwasanya tidak boleh menunda pembangunan kuil melebihi tahun 2005. Itu karena mereka berkeyakinan bahwa turunnya al Masih sudah dekat. Tidak boleh terjadi al Masih datang sementara kuil belum ada. Saat ini mereka telah menyiapkan batu-batu kuil sebagaimana halnya mereka juga telah menyiapkan contoh repilika kuil yang akan dibangun. Mereka tengah menunggu-nunggu kesempatan yang tetap untuk memasukan batu-batu ini ke dalam Baitul Maqdis dan memulai pembangunan kuil. Namun mereka menolak melakukan pembangunan kuil dengan kewujudan masjid al Aqsha. Oleh kerena itu mereka berpendapat harus dilakukan penghacuran masjid al Aqsha terebih dahulu kemudian baru dibangun kuil setelah itu. Kita telah membaca dan mendengar skenario-skenerio radikal zionis yang diajukan untuk menghancurkan masjid al Aqsha. Di antara mereka ada yang berpendapat dengan menciptakan gempa buatan dekat dengan masjid untuk meruntuhkan masjid. Kemudian setelah itu zionis Yahudi mengklaim bahwa itu adalah gemba alami. Di antara mereka ada yang berpendapat dengan meledakannya dengan bom. Dan di antara mereka ada yang berpendapat dengan serangan pesawat atau dengan rudal dan lain sebagainya.

Begitulah, bahwa kita mendapati yahudisasi al Quds, penghancuran masjid al Aqsha dan pembangunan kuil adalah strategi zionis untuk satu skenario. Nauzubillah Himinzaliq, Summa nauzubillah.

Read Full Post »

Damaskus – Infopalestina: Gerakan Perlawanan Islam Hamas memuji langkah berani yang dilakukan Presiden Venezuela Hugo Chavez yang mengusir dubes Israel dari ibukota Veneuela Caracas. Hamas merasa lega dengan langkah Chavez ini. Langkah ini menegaskan bahwa Arab bukan hanya lidah namun juga nurani dan kebaikan dengan satu muara.

savez_300_0Dalam pernyataan pers yang dikeluarkan dari Biro Penerangan Gerakan Hamas, Rabu (07/01), Hamas mengatakan, “Gerakan mengungkapkan pernghargannya pada langkah berani yang dialkukan Presiden Venezuela, Hugo Chavez, yang mengusir dubes Israel dan sejumlah tim diplomasi yang bekerja dengannya, sebagai ungkapan kecaman nyata kepada agresi Israel terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza.”

Pada waktu yang sama Hamas mengungkapkan keheranan dan kecamannya kepada sikap sebagian Negara Arab yang gigih melanggengkan hubungan diplomatiknya dengan Israel. Hamas mengatakan, “Kami heran dan mengecam sebagian Negara Arab – meski dengan semua yang terjadi sekarang – yang tetap gigih membiarkan dubes Israel di ibukotanya.”

Read Full Post »

Perang kami dengan Israel dalam mengakui Negara zionis ini berlangsung sejak 1948; pengakuan terhadap tindakan pencaplokan terhadap bumi Arab. Di awal-awal, bangsa Arab bersatu menghadapi keputusan PBB nomor: 181 tahun 1948 soal pembagian wilayah Arab, terutama di Palestina. Di tahun 1948 itu kami terlibat perang membela Palestina, meski akhirnya kami kalah karena sebagian wilayah kami dijajah oleh kolonialis. Namun di awal-awal kami tetap berpegang teguh dengan sikap menolak Israel.

Kami tetap tegar meski tekanan dunia internasional dan kejahatan terhadap kami tahun 1956 dan 1967. Celah barisan kami mulai terbela ketika kami menerima keputusan PBB nomor 242 setelah perang 1967. Keputusan itu menegaskan bahwa Israel memiliki hak untuk eksis dengan konpensasi Negara zionis menarik diri dari wilayah yang sudah dijajah tahun 1967. Tapi kami tidak banyak bergantung karena keputusan KTT Arab di Khortum yang mengibarkan tiga “laa” “three no” “tidak untuk tiga hal; tidak untuk berdamai, tidak untuk berunding dan tidak untuk mengakui Israel. Sebab pada saat itu kami sibuk menyiapkan perang.

Pukulan telak pertama bagi bangsa Arab terjadi setelah perang 1973 ketika Anwar Sadat mengakui Israel dengan intimidasi dan maintaines Amerika sesuai dengan kesepakatan Cam David.

Menyusul setelah itu pasukan Palestina dikeluarkan dari Libanon tahun 1982 dengan kejahatan perang Israel. Hingga akhirnya perlawanan Palestina berakhir dan dimulai serangkaian kompromi dilakukan dengan diakhiri kesepakatan Oslo tahun 1993 dimana PLO mengakui hak Israel untuk eksis dan mengalah dari dari wilayah Palestina jajahan tahunn 1948, kemudian kesepakatan Israel – Jordania, lembah Arabah tahun 1994.

Akhirnya, perlawanan resmi secara politik oleh Negara-negara Arab dalam hal pengakuan terhadap Israel hancur. Hal itu terjadi ketika Liga Arab tidak berdaya menahan tekanan Amerika Serikat setelah peristiwa 11 September 2001 dengan diterbitkannya draft “Prakarsa Perdamaian Arab tahun 2002 yang menegaskan pengakuan Arab terhadap hak eksistensi Israel dan menerima untuk melakukan normalisasi hubungan dengan mereka jika Israel menarik diri dari wilayah Palestina jajahan 1967.

Dengan demikian maka sudah tidak ada lagi dari pihak Arab yang menolak dan melawan keputusan PBB soal pembagian wilayah tahun 1948 kecuali rakyat Arab (bukan pemerintah) yang terhalang dari Palestina dan kecuali satu kekuatan di bumi terjajah yang masih membawa senjata dan melawan yakni; Gaza.

Gaza inilah yang menjadi benteng terakhir dalam perang terhadap pengakuan terhadap Israel. Jika Gaza hancur – semoga Allah tidak mentakdirkannya – maka kita akan membutuhkan decade panjang sebelum mampu mendidik dan mentarbiyah generasi baru di bumi terjajah (Palestina dan Arab) yang menolak legalitas Israel dan mengembalikan kekuatan yang dipertimbangkan dalam perang perang menuju kemerdekaan dan perlawanan.

Makna mengakui Israel
Mengakui legalitas dan konstitusi Israel berarti mengakui legalitas dan konstitusi penacaplokan dan penjajahan Israel di Palestina. Yang berarti mengaui kebenaran dogma Israel soal bangsa Yahudi dan hak histories mereka di tanah yang dijanjikan (Palestina).

Mengakui Israel berarti menyerah terhadap akidah Israel dalam konflik. Bagi Israel ini adalah kekalahan besar Arab yang mereka impikan sejak lama. Mengakui Israel berarti mengakui gerakan Yahudi internasional. Jika keyakinan Yahudi itu benar – dan tentu tidak – maka Tepi Barat dan Jalur Gaza adalah tanah Yahudi yang harus dibebaskan segera dari jajahan bangsa Arab.

Pengakuan terhadap Israel pada hakikatnya adalah bunuh diri massal. Karena keberadaan Arab di wilayah mereka diyakini sebagai eksistensi yang tidak sah selama 14 abad. Pengakuan terhadap Israel juga memberikan legalitas hak kepada Israel untuk membela diri dan mempertahankan keamanan kebangsaannya. Sehingga semu pihak yang tidak mengakui Israel dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan mereka. Pihak yang tidak mengakui Israel ini berarti harus ditangkap, diusir, dibunuh, diblokade. Dan tentu perlawanan Palestina adalah terorisme, menurut pandangan mereka yang mengakui Israel. Sebaliknya terorisme Israel dianggap menjadi proyek membela diri.

Dengan pemahaman seperti ini maka pengakuan terhadap Israel adalah kejahatan sejarah dan tindakan bunuh diri yang gila. Selain ia merupakan tindakan menyerah kepada musuh.

Kompromi dari sebuah hak berbangsa bukanlah wewenang satu pihak. Meski mereka adalah bangsa itu sendiri. Tanah air adalah milik bersama bagi semua generasi sekarang dan yang akan datang, bukan sekedar generasi sekarang. Hak kita hanya memanfaatkan bangsa. Kita tidak berhak melepaskan dan kompromi di dalamnya.

Ada 50 generasi sebelum kita yang berjuang dan berperang serta terbunuh secara syahid agar bumi ini menjadi milik kita, generasi sekarang. Bukan kita yang memperoleh bangsa ini sehingga kita berhak melepaskannya. Dari sini maka tugas kita sebagai bangsa Arab adalah menjaga ‘benteng terakhir bersenjata di tanah Palestina yang terjajah’ yakni Gaza agar tidak hancur. Langkah pertama dalam hal ini adalah membebaskannya dari blockade yang dipaksakan kepadanya agar menyerah dan mengakui Israel.

Ini adalah tugas pertama bangsa Arab. Sebab pemerintah Arab resmi yang sudah mengakui Israel sebagai penjajah. Bahkan mereka turut berpartisipasi dalam memaksa Gaza untuk bertekuk lutut. Jalan perjuangan lain adalah memukul legalitas Israel dengan berbagai cara dan sarana. Dan ini pembicaraan lain. ( Muhammad Saiful ad-Daulah-infopalestina)

Read Full Post »